BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan
sehari – hari manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik
ataupun secara psikologi. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut sudah dimuali
sejak calon manusia berada pada kandungan seorang ibu hingga manusia tersebut
meninggal dunia. Tetapi pertumbuhan itu sendiri merupakan suatu kemampuan
perubahan fisik yang dimiliki manusia baik perubahan kearah negatif ataupun
positif, seperti halnya perubahan dari postur tubuh kecil (usia bayi) berubah
menjadi postur tubuh yang semakin besar besar ketika umur mereka semakin dewasa
ataupun sebaliknya.
Sedangkan yang
akan kita bahas diuraian makalan ini tentang perkembangan dari manusia.
Perkembangan merupakan suatu kemampuan manusia untuk melakukan perubahan dalam
bidang psikologi (moral) baik ke arah yang positif maupun ke arah negatif.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai adalah mempelajari apa yang
diwajibkan atau yang sesusai dengan norma - norma atau aturan – aturan,
kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapa sosial tanpa terus
dibimbing, diawasi, didororng dan diancam hukuman.
Untuk melakukan
perubahan atau perkembangan moral, kita harus mengetahui fase – fase atau tahap
– tahap yang sesuai dengan proses kematangan berfikir manusia. Menurut Kohlberg
proses perkembangan manusia dibedakan menjadi enam tahapan dan dikelompokkan
kedalam tiga tingkatan yaitu : pra-konvensional, konvensional, dan
pasca-konvensional.
Dalam
perkembangan moral yang dialami oleh manusia baik ke arah yang positif maupun
ke arah yang negatif sangat mudah dipengaruhi oleh faktor – faktor yang dialami
manusia tersebut baik yang timbul dari diri sendiri maupun dari lingkungan.
Apabila manusia itu sendiri tanpa dapat mengendalikan masalah yang dialaminya
maka hal itu bisa menjadi faktor yang mempengaruhi moral manusia ke arah yang
negatif.
B.
Rumusan Masalah
a) Apa pengertian moral ?
b) Apa saja tahapan-tahapan perkembangan moral ?
c) Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan moral ?
C. Tujuan Masalah
a) Menjelaskan pengertian
moral
b) Menerangkan tahapan-tahapan perkembangan moral
c) Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MORAL
Kata moral berasal dari bahas latin yaitu kata mos dan mores yang berarti
kebiasan. Menurut Satloc dan Yunsan (1077) mengemukakan bahwa moral adalah
kebiasan atau aturan yang harus dipatuhi dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sedangakan perkembangan adalah suatu perubahan yang dialami oleh psikologi atau
kejiwaan manusia.
Perkembangan moral menurut teori belajar social merupakan proses yang
dipelajari selama dalam proses interaksi sosial perseorangan dengan orang lain.
Manusia akan berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat
meniru orang lain dilingkungannya.
B. TAHAPAN-TAHAPAN PERKEMBANGAN
MORAL
Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral
seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan
oleh Lawrence Kohlberg.
Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhberg dikelompokkan ke dalam tiga
tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.
1. Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional dari
penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat
menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat
pra-konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan langsung. Tingkat
pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan
murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
Dalam tahap pertama,
individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan
mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah
secara moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman
diberikan dianggap semakin salah tindakan itu..
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar
didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang
menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila
kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri, seperti “kamu
garuk punggungku, dan akan kugaruk juga punggungmu. Dalam tahap dua perhatian kepada orang lain tidak didasari oleh loyalitas
atau faktor yang berifat intrinsik. sebab semua tindakan dilakukan untuk
melayani kebutuhan diri sendiri saja.
2.
Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa.
Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.
Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan
moral.
Dalam tahap
tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau
menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal
tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya.
Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan
tersebut,karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran
tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi
konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal
seperti rasa hormat, rasa terimakasih.
Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap
empat lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam
tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Bila
seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu - sehingga
ada kewajiban atau tugas untuk mematuhi hukum dan aturan.
3.
Pasca Konvensional
Tingkatan pasca
konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima
dan enam dari perkembangan moral. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum
perspektif masyarakat. Akibat ‘hakekat diri mendahului orang lain’ ini membuat
tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional.
Dalam tahap
lima, individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan
nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan
dihargai tanpa memihak.
Dalam tahap
enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen
terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang
tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk
tindakan moral. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut
dan bukannya secara hipotetis secara kondisional (lihat imperatif kategoris dari Immanuel Kant). Hal ini bisa dilakukan dengan membayangkan apa yang akan dilakukan
seseorang saat menjadi orang lain, yang juga memikirkan apa yang dilakukan bila
berpikiran sama (lihat veil of ignorance dari John Rawls). Dengan cara ini, tindakan tidak pernah menjadi cara tapi selalu menjadi
hasil; seseorang bertindak karena hal itu benar, dan bukan karena ada
maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya. Walau
Kohlberg yakin bahwa tahapan ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan
seseorang yang menggunakannya secara konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun
ada, yang bisa mencapai tahap enam dari model Kohlberg ini.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral
Dalam
kehidupan sehari-hari sudah tentu banyak kegiatan yang dapat mempengaruhi
segala sesuatu yang berkenaan dengan manusia. Baik yang bersifat sederhana
sampai dengan yang bersifat kecerdasan, gaya hidup, moralitas dll. Disini kita
akan membahas tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan moral antara lain :
1. Perhatian dan pendidikan oleh
keluarga
Orang tua adalah tokoh percontohan
oleh anak-anak termasuk didalam aspek kehidupan sehari-hari. Sehingga contoh
moralitas dari orang tua akan sangat berpengaruh terhadap generasi baru.
2.
Pengaruh
lingkungan masyarakat
Manusia
diciptakan sebagai maklhuk sosial sehingga sudah pasti melakukan interaksi
sosial dengan masyarakat. Sehingga segala sesuatu yang terjadi di masyarakat
dapat menjadi guru bagi manusia tersebut.
3.
Tekanan
psikologi
Diantara
manusia mengalami tekanan psikologi yang tidak sama sehingga menghasikan nilai
morallitas yang tertanam di diri manusia berbeda antara manusia yang satu
dengan yang lain. Apabila manusia tersebut tanpa bisa mengendalikan masalah
yang dihadapinya maka dapat menjadi arak yang kurang baik bagi perkembangan
moral.
4. Pendidikan
sekolah
Manusia
yang kurang pendidikan atau tidak mendapat pendidikan mempunyai waktu senggang
yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya maka bisa menjadi
hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk
mengisi kekosongan waktunya ataupun sebaliknya.
5.
Peranan
Media Massa
Manusia
dalam tahap perkembangannya sangat mudah dipengaruhi, karena
mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh apa yang dilihat, dibaca dan
apa yang didengar. Seperti tayangan dari Tv, internet, media massa dll.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa perkembangan moral dapat diartikan suatu kemampuan manusia
untuk melakukan perubahan kearah positif maupun negatif sesuai dengan proses
interaksi sosial perseorangan dengan orang lain. Dengan kata lain manusia akan
berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat meniru orang
lain dilingkungannya.
Dalam perubahan perkembangan moral
manusia terdapat beberapa tahapan – tahapan ataupun fase – fase tertentu yang
disesuaikan dengan kondisi kematangan manusia. Disebutkan di atas ada 3
tingakatan perkembangan manusia dan didalamnya terdapat fase – fase
perkembangan moral manusia. Tingkat pertama pra konvensional membahas tentang
dua tahap : (1) tentang hasil dari tindakannya, (2) apa untungnya bagi saya.
Tingkat konvensional (kedua) adanya tahap (3) pandangan terhadap ada atau
tidaknya persetujuan orang lain, (4) pemahaman tentang aturan / norma yang ada.
Tingkatan pasca konvensional (ketiga) juga terdapat dua tahap yaitu : (5)
prnsip pentingnya harga diri, (6) prinsip universal tentang keadilan.
Tetapi untuk mendapatkan hal yang
telah diuraikan diatas terdapat bebearapa macam faktor yang dapat
mempengaruhinya. Faktor – faktor ini dapat dtimbulkan oleh diri sendiri maupun
ditimbulkan oleh orang lain atau lingkungan yaitu : 1. pengertian dan
pendidikan orang tua, 2. pengaruh lingkungan masyarakat, 3. tekanan psikologi,
4. pendidikan sekolah, 5. peranan media massa.
DAFTAR PUSTAKA :
Cahyadi,
Ani, 2006, Psikologi Perkembangan, Ciputat : Press Group
Desmita,
2007. Psikologi Perkembangan, Bandung : Rosda Karya
Fatimah
Enung, 2006. Psikologi Perkembangan, Bandung : Pustaka Setia
Hurlock,
Elizabeth B. 1980, Psikoilogi Perkembangan, New York: McGraw-Hill, Inc.
Santrock,
John W, 1983, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup), University of
texas at Dallas: Brown and Bench-mark
Yusuf,
Syamsu, 2007, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosda Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar