Kamis, 16 Januari 2014

makalah psikologi perkembangan/pengertian moral/tahapan-tahapan perkembangan moral

BAB I
PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari – hari manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik ataupun secara psikologi. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut sudah dimuali sejak calon manusia berada pada kandungan seorang ibu hingga manusia tersebut meninggal dunia. Tetapi pertumbuhan itu sendiri merupakan suatu kemampuan perubahan fisik yang dimiliki manusia baik perubahan kearah negatif ataupun positif, seperti halnya perubahan dari postur tubuh kecil (usia bayi) berubah menjadi postur tubuh yang semakin besar besar ketika umur mereka semakin dewasa ataupun sebaliknya.
Sedangkan yang akan kita bahas diuraian makalan ini tentang perkembangan dari manusia. Perkembangan merupakan suatu kemampuan manusia untuk melakukan perubahan dalam bidang psikologi (moral) baik ke arah yang positif maupun ke arah negatif. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai adalah mempelajari apa yang diwajibkan atau yang sesusai dengan norma - norma atau aturan – aturan, kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapa sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didororng dan diancam hukuman.
Untuk melakukan perubahan atau perkembangan moral, kita harus mengetahui fase – fase atau tahap – tahap yang sesuai dengan proses kematangan berfikir manusia. Menurut Kohlberg proses perkembangan manusia dibedakan menjadi enam tahapan dan dikelompokkan kedalam tiga tingkatan yaitu : pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.
Dalam perkembangan moral yang dialami oleh manusia baik ke arah yang positif maupun ke arah yang negatif sangat mudah dipengaruhi oleh faktor – faktor yang dialami manusia tersebut baik yang timbul dari diri sendiri maupun dari lingkungan. Apabila manusia itu sendiri tanpa dapat mengendalikan masalah yang dialaminya maka hal itu bisa menjadi faktor yang mempengaruhi moral manusia ke arah yang negatif.

B.  Rumusan Masalah
a)      Apa pengertian moral ?
b)      Apa saja tahapan-tahapan perkembangan moral ?           
c)      Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan moral ?
C.   Tujuan Masalah
a)      Menjelaskan pengertian moral
b)      Menerangkan tahapan-tahapan perkembangan moral
c)      Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral



BAB II
PEMBAHASAN

      A.    PENGERTIAN MORAL
      Kata moral berasal dari bahas latin yaitu kata mos dan mores yang berarti kebiasan. Menurut Satloc dan Yunsan (1077) mengemukakan bahwa moral adalah kebiasan atau aturan yang harus dipatuhi dalam berinteraksi dengan orang lain. Sedangakan perkembangan adalah suatu perubahan yang dialami oleh psikologi atau kejiwaan manusia.
            Perkembangan moral menurut teori belajar social merupakan proses yang dipelajari selama dalam proses interaksi sosial perseorangan dengan orang lain. Manusia akan berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat meniru orang lain dilingkungannya.
B.  TAHAPAN-TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL
Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg.
Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional.
1.      Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.
Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu..
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri, seperti “kamu garuk punggungku, dan akan kugaruk juga punggungmu. Dalam tahap dua perhatian kepada orang lain tidak didasari oleh loyalitas atau faktor yang berifat intrinsik. sebab semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja.
2.   Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan moral.
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut,karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih.
Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Bila seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu - sehingga ada kewajiban atau tugas untuk mematuhi hukum dan aturan.
3.   Pasca Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masyarakat. Akibat ‘hakekat diri mendahului orang lain’ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional.
Dalam tahap lima, individu-individu dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak.
Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hak tidak perlu sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk tindakan moral. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut dan bukannya secara hipotetis secara kondisional (lihat imperatif kategoris dari Immanuel Kant). Hal ini bisa dilakukan dengan membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi orang lain, yang juga memikirkan apa yang dilakukan bila berpikiran sama (lihat veil of ignorance dari John Rawls). Dengan cara ini, tindakan tidak pernah menjadi cara tapi selalu menjadi hasil; seseorang bertindak karena hal itu benar, dan bukan karena ada maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya. Walau Kohlberg yakin bahwa tahapan ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan seseorang yang menggunakannya secara konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun ada, yang bisa mencapai tahap enam dari model Kohlberg ini.

C.    Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral

            Dalam kehidupan sehari-hari sudah tentu banyak kegiatan yang dapat mempengaruhi segala sesuatu yang berkenaan dengan manusia. Baik yang bersifat sederhana sampai dengan yang bersifat kecerdasan, gaya hidup, moralitas dll. Disini kita akan membahas tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan moral antara lain :
1.      Perhatian dan pendidikan oleh keluarga
            Orang tua adalah tokoh percontohan oleh anak-anak termasuk didalam aspek kehidupan sehari-hari. Sehingga contoh moralitas dari orang tua akan sangat berpengaruh terhadap generasi baru.
2.      Pengaruh lingkungan masyarakat
      Manusia diciptakan sebagai maklhuk sosial sehingga sudah pasti melakukan interaksi sosial dengan masyarakat. Sehingga segala sesuatu yang terjadi di masyarakat dapat menjadi guru bagi manusia tersebut.
3.      Tekanan psikologi
      Diantara manusia mengalami tekanan psikologi yang tidak sama sehingga menghasikan nilai morallitas yang tertanam di diri manusia berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain. Apabila manusia tersebut tanpa bisa mengendalikan masalah yang dihadapinya maka dapat menjadi arak yang kurang baik bagi perkembangan moral.
4.      Pendidikan sekolah
      Manusia yang kurang pendidikan atau tidak mendapat pendidikan mempunyai waktu senggang yang banyak, jika waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya maka bisa menjadi hal yang buruk ketika dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan waktunya ataupun sebaliknya.
5.      Peranan Media Massa
      Manusia dalam tahap perkembangannya sangat mudah dipengaruhi, karena mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh apa yang dilihat, dibaca dan apa yang didengar. Seperti tayangan dari Tv, internet, media massa dll.

BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Pada pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral dapat diartikan suatu kemampuan manusia untuk melakukan perubahan kearah positif maupun negatif sesuai dengan proses interaksi sosial perseorangan dengan orang lain. Dengan kata lain manusia akan berkembang moral dan baik apabila dalam sejarah kehidupan ia dapat meniru orang lain dilingkungannya.
Dalam perubahan perkembangan moral manusia terdapat beberapa tahapan – tahapan ataupun fase – fase tertentu yang disesuaikan dengan kondisi kematangan manusia. Disebutkan di atas ada 3 tingakatan perkembangan manusia dan didalamnya terdapat fase – fase perkembangan moral manusia. Tingkat pertama pra konvensional membahas tentang dua tahap : (1) tentang hasil dari tindakannya, (2) apa untungnya bagi saya. Tingkat konvensional (kedua) adanya tahap (3) pandangan terhadap ada atau tidaknya persetujuan orang lain, (4) pemahaman tentang aturan / norma yang ada. Tingkatan pasca konvensional (ketiga) juga terdapat dua tahap yaitu : (5) prnsip pentingnya harga diri, (6) prinsip universal tentang keadilan.
Tetapi untuk mendapatkan hal yang telah diuraikan diatas terdapat bebearapa macam faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor – faktor ini dapat dtimbulkan oleh diri sendiri maupun ditimbulkan oleh orang lain atau lingkungan yaitu : 1. pengertian dan pendidikan orang tua, 2. pengaruh lingkungan masyarakat, 3. tekanan psikologi, 4. pendidikan sekolah, 5. peranan media massa.


DAFTAR PUSTAKA :
Cahyadi, Ani, 2006, Psikologi Perkembangan, Ciputat : Press Group
Desmita, 2007. Psikologi Perkembangan, Bandung : Rosda Karya
Fatimah Enung, 2006. Psikologi Perkembangan, Bandung : Pustaka Setia
Hurlock, Elizabeth B. 1980, Psikoilogi Perkembangan, New York: McGraw-Hill, Inc.
Santrock, John W, 1983, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup), University of texas at Dallas: Brown and Bench-mark
Yusuf, Syamsu, 2007, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosda Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar